GUNUNG SEMERU

KLIK UNTUK MELIHAT LEBIH JELASNYA.

GUNUNG UNGARAN

KLIK UNTUK MELIHAT LEBIH JELASNYA.

GUNUNG MERBABU

KLIK UNTUK MELIHAT LEBIH JELASNYA.

GUNUNG MERAPI

KLIK UNTUK MELIHAT LEBIH JELASNYA.

GUNUNG SLAMET

KLIK UNTUK MELIHAT LEBIH JELASNYA.

Selasa, 15 November 2016

Gunung Muria

Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Di kawasan ini terdapat tempat yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo, yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan basis pesanggrahan di mana Kanjeng Sunan Muria menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Di sini pulalah Sunan Muria dimakamkan. Nama Gunung Muria dan daerah Kudus dinamakan berdasarkan nama Bukit Moria dan kota Al-Qudus/Baitul Maqdis/Yerusalem. Demikian pula nama Masjid Al Aqsa Menara Kudus berdasarkan nama Masjid di Yerusalem..

Bumi Perkemahan

Gunung Muria terdapat beberapa bumi perkemahan, di antaranya:
  • Bumi Perkemahan Sreni Indah
Terletak di Desa Bate Gede, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar Jambore Nasional Gerakan Pramuka.
  • Bumi Perkemahan Pakis Adhi
Terletak di Suwawal Timur, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar Jambore Daerah Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Tengah. Bumi Perkemahan ini juga pernah digunakan untuk menggelar Jambore Nasional OI yang di hadiri Iwan Fals.
  • Bumi Perkemahan Wono Pinus Setro
Terletak di Batealit, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara.
  • Bumi Perkemahan Sumanding Pinus Indah
Terletak di Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Bumi Perkemahan Sumanding Pinus Indah tergolong bumi perkemahan baru, dahulunya merupakan lahan gundul. Kini telah ditanami pepohonan pinus sehingga sudah tidak menjadi lahan gundul lagi.
  • Bumi Perkemahan Tempur
Terletak di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Bumi Perkemahan ini mempunyai keunikan karena tempatnya di salah satu puncak Gunung Muria tepatnya di Puncak Tempur, Bumi Perkemahan ini pun dekat dengan tempat-tempat peninggalan bersejarah seperti Candi ANgin, Candi Bubrah, Kolam Nawangwulan, dll.
  • Bumi Perkemahan Abiyoso
Terletak di kaki Gunung Abiyoso di Desa Menawan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar Jambore Daerah Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Tengah pada tahun 1996.
  • Bumi Perkemahan Kajar
Terletak di Desa Kajar, Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus sekitar 2 km arah selatan Makam Sunan Muria.
  • Bumi Perkemahan Jolong
Terletak di Desa Jolong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Dari sini merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Argo Jembangan.


Senin, 14 November 2016

Gunung Galunggung

Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektaree di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas.
Gunung Galunggung mempunyai Hutan Montane 1.200 - 1.500 meter dan Hutan Ericaceous > 1.500 meter.

Gunung Galunggung sebagai obyek wisata

Kebanyakan pengunjung obyek wisata Galunggung adalah wisatawan lokal, sementara wisatawan dari mancanegara masih di bawah hitungan 100 orang rata-rata per tahun. Rata-rata wisatawan dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke Gunung Galunggung berjumlah 213.382 orang per tahun.
Melihat potensi daya tarik yang mungkin digali, serta posisi geografis yang cukup strategis, serta memiliki kekhasan dari kondisi alamnya obyek wisata Gunung Galunggung cukup potensial untuk dijual kepada wisatawan mancanegara. Namun obyek wisata tersebut belum dikemas dalam paket wisata yang profesional.


Gunung Tangkuban Parahu

Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan (dahulu bernama Gunung Pawitra) (1.653 m dpl) adalah gunung berapi kerucut (istirahat) yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Posisinya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur), berjarak kurang lebih 55 km dari Surabaya. Gunung Penanggungan merupakan gunung kecil yang berada pada satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang jauh lebih besar. Gunung Penanggungan sering disebut sebagai miniatur dari Gunung Semeru, karena hamparan puncaknya yang sama-sama terdapat pasir dan batuan yang luas. Menurut kepercayaan Jawa Kuna, Gunung Penanggungan merupakan salah satu bagian puncak Mahameru yang dipindahkan oleh penguasa alam. Penanggungan merupakan salah satu gunung suci dari sembilan gunung suci di Jawa.
Dilihat dari sisi sejarah, gunung ini memiliki nilai yang penting. Di sekujur lereng gunung ini ditemui berbagai peninggalan purbakala, baik candi, pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa Timur. Berdasarkan studi selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116 situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai mendekati puncak gunung[1]. Beberapa struktur yang ditemukan adalah Gapura Jedong (926 Masehi), Petirtaan Jalatunda (abad ke-10), Petirtaan Belahan, Candi Kendalisodo, Candi Merak, Candi Yudha, Candi Pandawa, dan Candi Selokelir. Selain bangunan Hindu, ditemukan pula punden berundak dan tempat pertapaan. Candi-candi di Gunung Penanggungan memiliki gaya yang unik, yaitu bangunannya menempel pada dinding gunung/lereng, tidak berdiri sendiri.
Vegetasi yang menutupnya merupakan kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Rute Pendakian

Selain sebagai kawasan sejarah dan ziarah, gunung berapi ini juga merupakan sasaran pendakian. Dikarenakan tingginya yang relatif lebih rendah daripada gunung lain disekitarnya, gunung ini cocok untuk dijadikan media pemanasan atau sekedar berlibur. Ada empat jalur pendakian yang umum digunakan, yaitu jalur:

Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol

Jalur ini dimulai dari arah utara Gunung Penanggungan yaitu Kabupaten Pasuruan.

Petirtaan Jalatunda Desa Seloliman, Kecamatan Trawas

Pendakian melalui jalur ini bermula dari Petirtaan Jalatunda Desa Seloliman.

LMDH Tamiajeng, Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas

Jalur pendakian Tamiajeng merupakan jalur yang paling ramai dilalui. Sehingga jalannya pun sudah kelihatan jalan setapak yang sering dipakai mondar-mandir. Dalam jalur ini terdapat 4 pos yang berada di bawah puncak bayangan.

Kecamatan Ngoro[2]

Pada Jalur ini ada yang memullai dari desa Kunjoro Wesi atau Desa Jedong Kecamatan Ngoro


Gunung Kelud

Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Sebagaimana Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia.[1] Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI).[2] Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014.[3]

Obyek wisata Gunung Kelud

Menuju kawasan puncak Gunung Kelud sejak tahun 2004 hubungan jalan darat telah diperbaiki untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk. Gunung Kelud telah menjadi objek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah lava. Di puncak Gajahmungkur dibangun gardu pandang dengan tangga terbuat dari semen. Pada malam akhir pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni[34]. Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.
Tindakan Kabupaten Kediri membangun kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang menganggap wilayah puncak Kelud merupakan wilayahnya[35]. Sengketa wilayah ini terutama meruncing setelah turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/KPTS/013/2012 yang menyatakan bahwa kawasan puncak Kelud merupakan wilayah Kabupaten Kediri.

 



Gunung Cikuray

Gunung Cikuray atau Cikurai adalah sebuah gunung bertipe Stratovolcano yang terletak di Dayeuhmanggung, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Cikuray yang mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut ini tidak mempunyai kawah aktif dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai, Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Gunung ini berada di perbatasan kecamatan Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuhmanggung. Iklim di daerah Gunung Cikuray dan sekitarnya dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate). Curah hujan di sekitar Gunung Cikuray mencapai 3500-4000mm dengan kalkulasi bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan dan juga variasi temperatur dari 10º C hingga 24º C.

Pendakian

Untuk mencapai Cikuray dapat ditempuh dengan naik kendaraan umum dari Bandung atau dari Tasikmalaya menuju terminal Guntur. Dari sana diteruskan dengan angkutan kota menuju jalur pendakian, (Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuhmanggung). Ketiga jalur tersebut menawarkan medan yang sangat menarik dengan karakteristik masing-masing. Jalur Bayongbong adalah jalur yang paling terjal, tetapi dapat cepat sampai di puncak.
Karena letaknya paling tinggi di Kabupaten Garut, kaki gunung Cikuray dipakai untuk stasiun pemancar TV swasta dan TVRI. Gunung Cikuray mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane dan Hutan Ericaceous.


Gunung Salak

Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.).
Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, salaka yang berarti "perak".

Pendakian

Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya.
Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Puncak Salak II dan Salak I.
Jalur yang paling ramai adalah melalui Curugnangka, dari sisi utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada Puncak Salak II.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati, dekat Cicurug, Sukabumi. Puncak Salak I dapat juga dicapai dari Puncak Salak II, dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus. Di Puncak Salak I terdapat petilasan (berwujud kuburan) yang disebut-sebut sebagai petilasan "Embah Salak".
Jalur lain adalah "jalan belakang" lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder.
Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu. Namun, di puncak Salak I ditemukan kubangan air hujan.
Cimelati Di jalur ini masuk dari desa cibuntu, Jika melewati track ini kita kan bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1